Mengembangkan Kapasitas Diri

“Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. ” Mat 25:20-21

Banyak dari kita yang sudah mengetahui kisah mengenai perumpamaan talenta ini. Ada 3 orang hamba yang dipercayakan harta oleh tuannya. Hamba pertama diberi 5 talenta, yang kedua diberi 2 talenta dan yang ketiga diberi 1 talenta, sesuai dengan kesanggupan/kemampuan mereka masing-masing (Mat 25:15). Ketika hamba pertama dan kedua mengelola dan mengembangkan talenta yang dipercayakan kepada mereka, mereka memperoleh keuntungan darinya. Sehingga ketika tuannya datang menanyakan hasilnya, mereka bisa mempertanggungjawabkannya dan mereka memperoleh kepercayaan yang lebih besar.

Tidak demikian dengan hamba yang ketiga, dia tidak mampu mengembangkan talenta yang dipercayakan kepadanya, walaupun itu dalam jumlah yang kecil. Sehingga ketika tuannya datang, apa yang dimiliki oleh hamba itu malah diambil darinya.

Kapasitas atau kemampuan seseorang akan sangat berpengaruh kepada apa yang akan dipercayakan kepadanya. Sebagai contoh sederhana, tidak mungkin seorang anak SD diberi kepercayaan untuk mengendarai sebuah mobil. Anak tersebut harus mempunyai umur yang cukup dan mengikuti ujian mengemudi terlebih dahulu agar bisa dipercaya untuk mengendarai sebuah mobil. Dan tentunya itu semua membutuhkan proses dan waktu. Hal ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan umat percaya, baik dalam keluarga, studi, pekerjaan, keuangan, karir, bisnis, pelayanan dan lainnya.

Oleh karena itu, apa yang harus dilakukan agar bisa mengembangkan kapasitas diri hingga memperoleh kepercayaan yang lebih besar lagi?
1. Bertindak Dengan Iman

“Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.” Mat 25:16-17

Langkah iman sangat diperlukan agar kapasitas diri kita bisa berkembang. Hanya dengan bertindak maka kita bisa mempelajari sesuatu yang baru. Ketakutan akan kegagalan merupakan cara iblis untuk menghalangi diri kita untuk menuju kepada keberhasilan. Sama dengan hamba yang ketiga yang hanya menyembunyikan talentanya dan menganggap tuannya jahat. Pikiran negatif tidak akan membantu kita untuk dapat mulai bertindak melakukan pekerjaan kita.

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan (Ibr 11:1), dan tentunya kita mengharapkan hal yang positif terjadi dalam kehidupan kita. Bertindak dengan iman adalah melangkah maju dengan pikiran positif, yakin bahwa Tuhan pasti menyertai langkah kita. Singkirkan segala pikiran negatif, ketakutan, kekuatiran dan segalanya yang menjadi penyebab kita tidak bisa melangkah.

2. Setia Dalam Perkara Kecil

“…engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar…” Mat 25:21

Setiap hal yang besar akan datang dari hal yang kecil. Ketika kita setia dalam perkara yang kecil, yang mungkin tidak berarti di mata manusia, maka kita sedang memperkuat kapasitas diri kita untuk dapat dipercaya mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih besar lagi.

Tuhan sudah menyiapkan segala sesuatunya bagi kita. Yang jadi masalah adalah: apakah kita cukup setia dengan apa yang saat ini Tuhan percayakan kepada kita? Jangan anggap remeh dengan apa yang kita jalani saat ini. Jangan mengeluh atas apa yang terjadi kepada kita saat ini. Tetapi bersyukur dan jalanilah apa yang kita punya saat ini. Tuhan akan memberikan hal yang lebih besar lagi ketika Dia melihat bahwa kita benar-benar setia mengerjakan apa yang kita miliki saat ini. Segala sesuatu yang kita kerjakan berulang-ulang akan membuat diri kita mahir di dalamnya. Dan ketika kita mahir dalam perkara kecil, maka di saat itulah kita siap untuk perkara yang lebih besar lagi.

.
3. Tunggu Waktu Tuhan

“Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.” Mat 25:19

Dari ayat di atas diceritakan tentang kedatangan sang tuan pemilik harta, untuk mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Si tuan datang untuk meminta pertanggungjawaban dari harta yang dipercayakan kepada hamba-hambanya. Dan upah, yaitu kepercayaan yang lebih besar lagi, diberikan oleh sang tuan kepada hamba yang mengerjakan tugasnya dengan setia.

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.” Pkh 3:1

Pada waktunya Tuhan akan melihat apakah kita cukup setia melakukan apa yang telah dipercayakan kepada kita saat ini. Kita tidak pernah tahu kapan waktunya Tuhan. Tetapi ketika waktu Tuhan terjadi dalam hidup kita, maka Dia akan memberikan kepercayaan yang lebih besar lagi bagi kita.

Nantikan uluran tangan Tuhan. Jangan menyerah dengan keadaan kita saat ini karena Tuhan sedang melihat apakah kita cukup sabar menanti waktuNya. Kesabaran akan membuat kapasitas diri kita meningkat.

“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Ams 16:32

Promosi bukanlah hasil kerja keras kita semata, tetapi datang dari Tuhan. Ketika Dia melihat bahwa kita cukup dipercaya, maka kita akan diberikan tanggung jawab yang lebih besar lagi. Tidak akan ada yang dapat menghalangi ketika waktu Tuhan datang bagi kita.

.

Bertindaklah dengan iman, setia dalam perkara kecil dan tunggu waktunya Tuhan, maka kita sedang mengembangkan kapasitas diri kita untuk menerima kepercayaan yang lebih besar lagi dari Tuhan.
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” Luk 16:10.

Sumber : Pelita Hidup